HEALTH,  LIFE

DARI RAM-DON HINGGA BELAJAR SELF-CONTROL MELALUI FILM PARASITE

“…kakekku bersikeras menyuruhku membawakan ini kepadamu…konon batu ini bisa membawa kekayaan bagi keluarga…”

(Min-hyuk, sahabat Ki-Woo)

***

Hello Readers !

Bagi yang sudah menonton film Parasite, dialog di atas tidak akan asing untuk didengar. Dialog ini dilakukan oleh aktor tampan asal Korea Selatan, Park Seo Joon, yang berperan sebagai Min, sahabat Ki-Woo. Walau hanya berperan sebagai cameo, alias pemeran figuran, kehadiran Min ini tetap sangat berarti. Bukan karena ketampanan Park Seo Joon, melainkan sosok Min adalah awal mula dari semua kejadian yang terjadi dalam film Parasite ini. Gara-gara sebuah batu dan tawaran Min, Ki-Woo sekeluarga jadi kena masalah! Namun, apakah benar penyebabnya hanya karena sebuah batu aneh dan tawaran Min tersebut?

Melalui topik tulisan kali ini, saya akan mengulas tentang film Parasite. Apakah film yang menerima banyak penghargaan ini, benar-benar layak untuk ditonton dan diapresiasi?

 

PARASITE, Thriller Comedy Asal Korea Selatan

Awalnya, saya mengira bahwa Parasite adalah film bergenre horor yang banyak menampilkan adegan berhantu layaknya film Ju-On asal Jepang. Sebab, dalam poster, saya melihat sepasang kaki tergeletak di rumput dan semua mata orang disekitarnya ditutup oleh garis hitam/putih lurus. Namun, setelah melihat informasi di internet movie database (IMDb), Parasite adalah film Korea Selatan ber-genre thriller comedy. Makin mengejutkan, score film ini di IMDb adalah 8.6/10! Score tinggi yang dipahatkan pada film ini membuat saya tertarik untuk menontonnya tahun lalu – walaupun saya tahu, ini adalah film yang resmi diputar di tahun 2019. Saya berasumsi, biasanya, film yang memiliki nilai tinggi layak untuk ditonton.

Berikut di bawah ini adalah gambaran sinopsis singkat dari film Parasite.

Review film parasite

 

VISUAL SI MISKIN DAN SI KAYA

Film Parasite adalah sebuah cerita yang melibatkan dua kelompok keluarga yang berbeda status sosial ekonominya. Keluarga Kim si miskin dan keluarga Park si kaya.

Di awal cerita, film Parasite dibuka dengan penggambaran tempat tinggal keluarga Kim yang sangat mengenaskan. Diceritakan, keluarga Kim bertempat tinggal di sebuah basement yang sangat sempit, kumuh, kotor, dan berantakan. Bahkan, saat hujan lebat, rumah mereka yang berupa basement ini bisa terendam air.

Salah satu setting tempat tinggal keluarga Kim yang membuat saya bergidik adalah kamar mandi. Bagaimana bisa kamar mandi penuh dengan barang-barang seperti gudang dan posisi closet yang sangat dekat dengan plafon atap rumah?

Review film parasite baca terus

Selain melalui visual tempat tinggal, keadaan keluarga Kim yang miskin digambarkan dengan kehidupan keseharian mereka yang juga menyedihkan. Pakaian yang kumal, penghasilan tidak tetap dari pekerjaan melipat kardus pizza, mengandalkan wifi colongan dari penghuni bangunan atas rumahnya, mencium asap fogging, bahkan melihat pemandangan orang mabuk yang mengencingi rumahnya. Ya, membayangkannya saja sudah bikin eneg ya, teman-teman!

Berbanding terbalik dengan keluarga Kim, keluarga Park digambarkan sebagai keluarga yang makmur dengan tempat tinggal mewah dan berada di kawasan perumahan keluarga kaya di Korea. Sebagai penonton, saya sangat terpukau dengan desain rumah kontemporer minimalis keluarga Park. Rumah moderen dengan jendela kaca besar, halaman yang luas, bersih, terawat, dan terang. Definisi sempurna untuk dijadikan sebagai rumah idaman.

Parasite

Fakta menarik yang beredar, sutradara Bong Joon-ho sengaja membuat rumah tersebut untuk setting film Parasite. Rumah tersebut bukanlah hasil karya arsitek kenamaan yang disebut-sebut dalam film, melainkan buah pikiran Bong Joon-ho sendiri. Two thumbs up untuk beliau, terniat!

Selain visual rumah yang sangat mengesankan, keluarga Park yang kaya raya digambarkan melalui kehidupan kesehariannya yang menyenangkan. Mulai dari adanya asisten rumah tangga dan supir pribadi yang memudahkan aktivitas sehari-hari. Mau makan sudah ada yang menyiapkan, mau pergi sudah ada supir yang siap mengantar dan menemani. Pakaian mereka pun selalu bagus, bersih dan rapi. Isi kulkas dan tempat penyimpanan makanan juga selalu penuh.

Perbedaan penggambaran kehidupan antara si miskin dan si kaya ini sangat akurat di dalam kehidupan nyata. Di negara berkembang seperti Indonesia saja ada yang begitu. Tak perlu jauh-jauh, di Jakarta, ketimpangan seperti ini memang ada. Apalagi di sebuah negara maju. Sebagai sutradara, Bong Joon-ho berhasil menggambarkan keadaan ini tanpa dilebih-lebihkan.

 

LIFE LESSON DARI KARAKTER FILM PARASITE

Film Parasite ini tidak hanya meninggalkan jejak memori keindahan rumah keluarga Park saja. Atau cerita yang menyentil masalah sosial-politik melalui gambaran kesenjangan sosial semata, antara si miskin dan si kaya. Namun, film ini juga menyampaikan sebuah pesan pelajaran hidup yang berguna untuk para penontonnya melalui beberapa karakter dalam cerita.

 

Awali Sesuatu Dengan Cara Yang Baik – Jangan Seperti Ki-woo!

Dari awal film ini dimulai, karakter Ki-woo sudah memperlihatkan suatu hal yang tidak baik, tidak jujur, cenderung impulsif, dan tamak. Hal tidak baik dimulai saat Ia melakukan pemalsuan ijasah agar diterima oleh orang tua Da-hye sebagai guru private. Ketamakan yang menyelimuti Ki-woo, mendorong dirinya untuk terus membuat sebuah kebohongan agar satu keluarga Kim bekerja dengan keluarga Park. Dengan berbagai cara licik dan merugikan orang lain, akhirnya semua anggota keluarga Kim berhasil masuk menjadi ‘karyawan’ yang bekerja untuk keluarga Park. Namun, kebahagiaan tersebut hanya berlangsung sesaat. Saat mantan asisten rumah tangga Park mengetahui hal-hal licik yang dilakukan oleh keluarga Kim, seketika, satu-persatu hal buruk menerpa keluarga Kim.

Dari apa yang dilakukan Ki-woo tersebut, membuat saya sadar bahwa hukum tabur tuai masih berlaku. Maka dari itu, mulailah sesuatu dengan cara atau niat yang baik. 🙂

 

Belajar Menerima Kritik, Jangan ‘Baperan’ Seperti Pak Kim!

Sebuah kritik bisa saja membangun, bisa juga menjatuhkan. Dalam film Parasite, ada scene di mana Pak Park berbincang dengan istrinya di ruang tengah rumahnya, membicarakan soal bau badan Pak Kim. Pak Kim yang saat itu berada di bawah kolong meja, tidak sengaja mendengarnya dan merasa sedikit sakit hati dengan ucapan majikannya tersebut.

Menurut saya, apa yang disampaikan Pak Park kepada istrinya merupakan sebuah kritik membangun untuk Pak Kim, bila hal itu disampaikan langsung kepada Pak Kim. Namun sepertinya, Pak Park lebih memilih untuk tidak membicarakannya langsung untuk menjaga perasaan Pak Kim.

Review film parasite

Jika diperhatikan lebih lanjut, sikap Pak Kim keesokan harinya saat mempersiapkan pesta kejutan untuk Da-song, berusaha melupakan ucapan Pak Park. Pak Kim juga berusaha mengendalikan dirinya (dan itu bagus) untuk tidak menunjukkan kekesalan yang ia rasakan. Sebab, Pak Kim menganggap Pak Park tidak pantas mendapat perlakuan buruk, terlebih selama ini sudah baik kepada keluarganya.

Sayangnya, sikap Pak Kim berubah dan hilang kendali, perasan sakit hati atas perkataan Pak Park kembali mencuat, ketika melihat Pak Park menutup hidungnya saat mengambil kunci mobil dibalik tubuh suami Mun-gwang. Sangat disayangkan, hanya karena tidak bisa menerima kritik dan mengendalikan dirinya dari perasaan sakit hati, Pak Park harus menerima balasan berupa tikaman dari Pak Kim.

 

Memperhatikan Penampilan Saat Bekerja, Jangan Sampai Bau Badan Seperti Pak Kim!

Masih relate dengan kritik Pak Park, menurut saya, apa yang disampaikan olehnya adalah hal yang benar. Saat bekerja dengan orang lain, hendaknya kita memang memperhatikan penampilan. Salah satunya dengan berpakaian rapi dan wangi. Ini juga sebagai bentuk menghargai orang lain yang sedang bekerja dengan kita. Coba kalian bayangkan, bila kalian bekerja seharian dengan orang yang badannya sangat bau. Apakah kalian bisa konsentrasi dan nyaman saat bekerja dengannya?

 

Belajar Mengendalikan Diri, Daripada Menyesal Dikemudian Hari Seperti Keluarga Kim!

Keluarga Kim dalam cerita Parasite seringkali memperlihatkan perilaku yang out of control yang bisa merugikan diri mereka sendiri. Salah satu contoh yang sangat merugikan adalah, saat Pak Kim hilang kendali hingga menikam Pak Park hanya karena tersinggung dengan ucapan Pak Park. Contoh lain, ada scene saat keluarga Park pergi berkemah, malam itu keluarga Kim berkumpul di rumah mewah Park Dong-ik. Mereka berempat menikmati rumah tersebut bak rumah sendiri. Bersenang-senang sambil mengotori rumah, menghabiskan makanan dan minuman yang ada di kulkas rumah Pak Park, hingga mandi di bathub kamar mandi keluarga Park.

Review film parasite

Dari hal ini kalian bisa belajar, bahwa mengendalikan diri itu sangat penting. Menurut Tangney, Baumeister & Boone (2004), dalam teori psikologi self-control, kontrol diri atau pengendalian diri itu dibutuhkan dalam diri seseorang untuk mengarahkan pada perilaku positif sesuai moral, nilai, dan aturan di masyarakat.

 

Belajar Untuk Berpikir Kritis, Jangan Terlalu Cepat Percaya Dan Mengambil Kesimpulan Seperti Tuan Dan Nyonya Park!

Salah satu hal yang membuat saya gemas dalam film ini adalah sikap suami istri keluarga Park. Saya tidak paham, mengapa Pak Park bisa menyimpulkan bahwa celana dalam wanita di mobilnya adalah ulah supir mereka? Mengapa langsung memecat dan tidak langsung ditanyakan kepada supirnya? Begitu juga dengan asisten rumah tangga yang difitnah TBC oleh keluarga Kim.  Mengapa Nyonya Park tidak meminta bukti berupa surat keterangan dokter yang menyatakan bahwa Mun-gwang sakit TBC? Lantas, mengapa mereka tidak menaruh curiga kepada keluarga Kim yang selalu merekomendasikan pekerja pengganti? Perilaku keluarga Park membuat saya bertanya-tanya, apakah mereka sebodoh itu dan mudah ditipu oleh orang lain?

 

Dalam Level Sosial Apapun, Keluarga Tetap Nomor Satu!

Jika kalian memperhatikan keseluruhan karakter tiga keluarga, termasuk keluarga Mun-gwang (mantan asisten rumah tangga keluarga Park), semuanya sama-sama menempatkan keluarga diurutan pertama.

 

Keluarga Kim

Mulai dari scene pertama, ayah dan ibu Ki-woo memberikan semangat dan mendoakan putranya berhasil dalam bekerja sebagai guru private. Adiknya, Ki-jung, walau perbuatannya tidak baik yaitu membantu kakaknya membuatkan ijasah palsu, tetapi itu adalah sebuah bentuk support untuk kakaknya. Ki-woo pun juga mensupport keluarganya agar bayaran melipat kardus pizza tidak dikurangi, dengan cara mencari video di internet mengenai cara melipat kardus pizza dengan cepat dan rapi. Mereka memang saling bahu-membahu dalam kesulitan. Tak heran, Ki-woo ingin keluarganya juga bekerja untuk keluarga park, walau dengan cara yang licik dan tidak terpuji.

 

Keluarga Park

Ada sebuah scene yang memperlihatkan perbincangan antara Pak Park dan Pak Kim di dalam mobil. Pak Park mengungkapkan dirinya membutuhkan asisten rumah tangga karena istrinya tidak bisa melakukan pekerjaan rumah tangga. Masakannya pun tidak enak. Lalu, Pak Kim bertanya “Namun, tetap saja kau mencintainya, kan?”. Mendengar pertanyaan tersebut, Pak Park memberikan ekspresi heran dan menjawab, “Tentu saja. Aku mencintainya.” Dari perbincangan ini, tersirat bahwa mencintai seseorang yang tidak sempurna tidak ada salahnya.

 

Keluarga Mun-gwang

Sebagai bentuk kasih sayang Mun-gwang terhadap suaminya, ia terpaksa menyembunyikan suaminya di dalam basement keluarga Park agar terhindar dari kejaran debt collector. Walau suaminya seperti sudah tidak ada gunanya, tidak mencari nafkah, tidak tinggal bersama, bahkan seperti sudah tak waras lagi, namun Mun-gwang tetap memperhatikan kesehatan suaminya dengan memberikan makanan dan buah setiap hari.

Parasite baca terus

 

TREN PARASITE

Film Parasite tidak hanya menginspirasi kehidupan para penonton lewat life lesson-nya, namun juga melahirkan tren Parasite yang menjadi inspirasi banyak orang. Mulai dari tren ram-don, meme foto ala poster Parasite, hingga desain rumah Parasite.

Ram-Don

Ram-Don merupakan singkatan dari Ramen dan Udon. Dalam film Parasite, ada scene di mana Nyonya Park meminta Nyonya Kim membuatkan ram-don dengan menambahkan toping sirloin steak untuk Da-song. Ram-Don sendiri merupakan perpaduan dua mie instan merek Chapagetti dan Neoguri. Perpaduan keduanya menghasilkan rasa mie yang manis, gurih, dan pedas. Sebelum menonton film Parasite, saya sudah mencoba makan kedua mie instan tersebut secara terpisah. Namun, saya kurang suka dengan rasa pahit dan hambar dari Chapagetti. Lalu, saya iseng mencoba cara memakan Chapagetti ala Nyonya Park. Dan benar, rasanya menjadi sangat enak. Untuk menambahkan cita rasa yang semakin kaya (dan agar terlihat seperti orang kaya), kalian bisa menambahkan daging jenis saikoro seperti Nyonya Park.

Review film parasite hellomamika
Menikmati Ram-Don sambil menulis ulasan film Parasite

Tren ini membuka peluang bagi para pencari cuan dengan menjual kedua jenis mie ini dengan harga yang mahal. Mulai dari 50ribu untuk 2 bungkus mie tersebut, hingga 90ribu-an. Mahal sekali bukan?! Padahal, harga asli sebungkus Chapagetti dan Neoguri tidak lebih dari 20ribu Rupiah.

 

Meme Poster Ala Parasite

Hal yang berhubungan dengan Parasite memang menarik untuk dibahas dan diikuti. Begitu juga dengan poster khas Parasite yang sangat eye-catching, yaitu garis hitam lurus yang menutupi mata. Beberapa instansi pemerintah membuat iklan layanan masyarakat ala poster Parasite ini. Ide yang sangat bagus untuk menarik perhatian para netizen ya!

Meme parasite movie

 

Inspirasi Rumah Ala Parasite

Tidak hanya fasad depan rumah yang menarik perhatian para penonton. Bagian interior rumah Parasite juga menyita penonton untuk dijadikan inspirasi rumah idaman mereka. Mulai dari bentuk dapur yang luas, ruang tengah dengan jendela besar dan lebar serta tanpa televisi, hingga ide kamar ala Da-song.

Review film parasite

Ketiga hal ini secara tidak langsung bisa menjadi ajang promosi gratis film Parasite dari para netizen penggemar film ini.

 

PARASITE, FILM DENGAN PORSI YANG PAS

Setelah saya menonton (bahkan hingga 3x, yang terakhir nonton menemani suami), menghayati, dan memperhatikan film Parasite, Parasite memang layak untuk diapresiasi dan mendapat berbagai penghargaan dari dunia sineas.

Dari segi cerita, film Parasite ini sangat berbobot dan sarat akan makna kehidupan yang bisa dijadikan sebagai bahan perenungan. Namun, Bong Joon-ho mampu mengemasnya dalam bentuk cerita yang terlihat ringan dan sederhana, tanpa ada unsur yang ‘lebay’. Padahal, jika dibayangkan di dunia nyata, masalah yang dihadapi oleh ketiga keluarga tersebut sangatlah berat dan memusingkan, khususnya keluarga Kim. Dialog antar pemain pun dibuat singkat, straight to the point, namun tetap bermakna. Terbaik! Tak perlu khawatir dengan durasi film yang berlangsung selama 2 jam lebih 10 menit. Sebab, alur cerita berjalan cepat sehingga saya pastikan kalian tidak akan bosan. Saya juga menjamin, setiap menit berikutnya pada film ini akan selalu dinantikan.

Review film parasite
Capture Dok.Pribadi

Dari segi pemain, Bong Joon-ho sudah sangat tepat memilih pemain sesuai karakter cerita. Ekspresi Song Kang-ho benar-benar tepat memainkan karakter Pak Kim Ki-taek yang pendiam dengan ekspresi wajah yang datar. Akting Cho Yeo-jeong juga sangat bagus memerankan karakter Nyonya Park yang cantik namun polos dan cenderung bodoh. Jang Hye-jin (pemeran Nyonya Kim) dan Park Myung-hun (suami Mun-gwang yang sembunyi di basement rumah Park) juga sudah tidak perlu diragukan lagi kualitas aktingnya. Mereka berdua juga bermain di serial drama Crash Landing On You yang sempat booming tahun lalu. Lalu, Choi Woo-shik yang berperan sebagai Ki-woo juga terkenal bagus dalam bermain peran. Choi Woo-shik pun sempat memainkan film Train To Busan yang juga memiliki rating bagus untuk genre thriller fantasy.

Jika digambarkan seperti makanan, film karya Bong Joon-ho ini seperti sepiring nasi hangat, telor dadar, tumis sayuran, dan sambal. Makanan yang sederhana namun sangat nikmat dan mengenyangkan. Nilai yang saya berikan untuk film ini adalah 9.0/10.0! Worth to watch 🙂

 

BACA TERUS

Setelah membaca ulasan film Parasite versi saya, kalian juga bisa membaca ulasan film ini versi BACATERUS. Di sini, kalian tidak hanya menemukan ulasan film Parasite, namun ada banyak ulasan berbagai film yang bisa dijadikan referensi sebelum kalian menontonnya. Mulai dari film Barat, Indonesia, Jepang, Korea, Mandarin, Thailand, dan masih banyak lagi.

Bagi yang ingin melihat ulasan singkat tentang film yang mau kalian tonton, selain membaca di website BACATERUS, kalian bisa follow instagramnya untuk mendapatkan informasi terbaru soal film-film. Dari yang lama hingga yang baru atau akan di release. 🙂

 

Well, sekian tulisan saya kali ini tentang ulasan film Parasite. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat dan menginspirasi kalian.

Stay Happy, Stay Healthy, Jangan lupa nonton film biar hepi!

Salam hangat,

Ika 🙂

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *